Pegang Teguh Komitmen Kebangsaan, Perlu Sosok Guru Moderat

Narasumber menyampaikan materi moderasi beragama di depan guru agama Katolik / ist

SLEMAN, SMJogja.com – Sososk guru moderat mampu memberi nilai-nilai moderasi ke peserta didik. Mereka dapat menularkan sikap moderatnya melalui komitmen kebangsaan, toleransi aktif, anti kekerasan dan akomodatif terhadap budaya lokal.

Hal itu terungkap dalam Pembinaan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Menengah Kabupaten Sleman. Kegiatan digelar Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, berlangsung di Jlamprang, Pandowoharjo.

Pesertanya para guru Pendididikan Agama Katolik Tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Hadir sebagai narasumber yakni Rama Dr M Joko Lelono Pr (Komisi HAK Kevikepan Jogja Timur dan Dosen Kajian Agama dan Dialog Fakultas Teologi USD), Listia Suprobo SAg MHum (Pegiat dan Pemerhati Pendidikan di Perkumpulan Pendidik Interreligius/Pappirus), dan FX Dapiyanta SAg MPd (Dosen IPPAK USD).

”Kementerian Agama Republik Indonesia memiliki tujuh program pokok, salah satunya Moderasi Beragama. Program ini terus digaungkan dan dikembangkan dalam sikap keberagamaan. Kehadiran sosok guru moderat diharapkan mampu memberikan nilai-nilai moderasi ke peserta didik, melalui komitmen kebangsaan, toleransi aktif, anti kekerasan serta akomodatif terhadap budaya lokal,” papar CB Ismulyadi SS MHum dari Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman.

Read More

Dunia Baru

Dalam paparan tentang Moderasi Beragama, Membangun Jiwa Merdeka, Rama Joko mengungkapkan sejarah permusuhan antaragama bisa dibongkar akar penyebabnya. Sehingga relasi tegang saat ini bisa diurai dan dipugar ulang.

”Proyek pembangunan tata dunia baru mengharuskan semua pemeluk agama bergandengan dan menyumbang nilai-nilai luhur dari agamanya untuk peradaban dunia yang adil dan beradab,” ujar Joko.

Listia Suprobo SAg MHum menyampaikan kebenaran seperti pecahan cermin yang jatuh dari langit. Paham keagamaan yang berkembang dalam dunia pendidikan masih eksklusif, berkembang pola relasi kuasa antarkelompok. Bentuknya bisa kecurigaan, prasangka, hoaks. Akibatnya banyak pendidik terjebak dalam ekslusivitas dan maraknya intoleransi serta phobia.

Sementara itu FX Dapiyanta mengajak para guru mendalami materi tentang Implementasi Moderasi Beragama dalam Pendidikan Agama Katolik. Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama. Radikalisme mengancam kehidupan beragama dan dapat berimbas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Related posts

Leave a Reply