PERMASALAHAN kesehatan adalah kesenjangan antara yang terjadi dan apa yang dikehendaki di bidang kesehatan. Identifikasi permasalahan kesehatan merupakan bagian utama dari siklus pemecahan masalah. Siklus pemecahan masalah merupakan proses yang terus menerus yang ditunjukkan untuk pembangunan bidang kesehatan dan proses perbaikkan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dengan melibatkan semua komponen masyarakat (Ristiawati and Latif,2015).
Salah satu upaya untuk mengetahui prioritas kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan pendekatan community diagnosis yakni penentuan suatu masalah berdasarkan fakta lapangan yang bertujuan menjelaskan sejauh mana tingkat kesakitan masyarakat terhadap suatu penyakit tertentu dan faktor apa saja yang ikut mempengaruhi atau variabel bebas yang ikut berperan dalam menularkan penyakit kepada masyarakat dan tindakan apa yang harus dilakukan agar penyakit tersebut tidak menyebar luas (Chandra, 2006).
Community diagnosis adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat prioritas masalah kesehatan di desa dengan menggunakan pendekatan urgency, seriousness, dan growth atau biasa disingkat dengan istilah USG. Metode skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas masalah. Langkah skoring dengan menggunakan metode USG yakni membuat daftar akar masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah.
Berdasarkan tabel tersebut akan diperoleh informasi hasil community diagnosis penyakit seperti hipertensi yang biasa terjadi di masyarakat. Hipertensi adalah masalah kesehatan yang harus mendapat perhatian serius.
Pengabdian Masyarakat
Ata dasar tersebut penulis, beberapa waktu lalu mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di desa Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Setelah melaksanakan Mufakat Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan tanggal 20 Juli 2022 melibatkan lurah, kepala RT, dan kader kesehatan untuk menentukan intervensi yang dibutuhkan masyarakat dalam mengenal lebih mendalam mengenai penyakit hipertensi.
Hasil diskusi Tim Pengabdian Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan FKM UAD) dengan masyarakat menyepakati pemberian poster kesehatan masyarakat merupakan alternatif media edukasi kesehatan hipertensi. Pertimbangan memilih media poster untuk mengurangi kegiatan berkerumun dalam upaya mencegah penularan Covid-19.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan menitikberatkan pada konsep ”kesmas bergerak”. Tenaga kesehatan masyarakat nantinya terus melakukan kegiatan semacam ini agar dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa untuk rela turun ke lapangan dan dekat dengan masyarakat dalam memberikan edukasi kesehatan.
Hipertensi berdampak pada timbulnya permasalahan kesehatan yang lain seperti stroke dan penyakit jantung. Menurut laporan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, satu dari tiga orang dewasa di dunia memiliki tekanan darah tinggi dan satu di antara 10 orang menderita diabetes. Berdasarkan jumlah ini yang sadar dan menjalani pengobatan hipertensi hanya 0,4%. Artinya banyak sekali kasus hipertensi tetapi sedikit yang terkontrol.
Sosialisasi dan Edukasi
Data riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menyebutkan angka kejadian penyakit hipertensi secara nasional pada tahun 2017 sebesar 27.3%, tahun 2018 34.1%, dan tahun 2019 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 38.7%.
Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017, persentase hipertensi menempati proporsi tertinggi dari keseluruhan penyakit tidak menular yang dilaporkan melebihi prevelensi hipertensi secara nasional (34,11%) dan meningkat setiap tahunnya yaitu 67,57% di tahun 2011, 72,13% ditahun 2012, 57,87 di tahun 2015, dan 64,83% di tahun 2017 yaitu 3.474.891 jiwa.
Dari 36,53% jumlah penduduk beresiko (>18 tahun) yang dilakukan pengukuran tekanan darah, 12,9% di antaranya dinyatakan mengalami penyakit hipertensi dan didom, inasi oleh laki-laki (13,16%) di bandingkan dengan perempuan (13,10%) (Dinkes Jateng, 2017).
Angka kejadian hipertensi Kabupaten Grobogan pada tahun 2017 tercatat sebanyak 1.865.398 kasus. Jumlah kasus penderita hipertensi pada laki-laki sebanyak 43% dan 57% kasus hipertensi pada perempuan (Dinkes Grobogan, 2017). Sangat sedikit masyarakat yang mengerti pentingnya memahami hipertensi sehingga perlus sosialisasi dan edukasi.
- Penulis, Ratu Matahari S KM MA MKes, Dosen FKM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan aktif di riset keluarga berencana