JOGJA, SMJogja.com – Industri dan pariwisata halal perlu mendapat perhatian serius. Bahkan, Muhammadiyah harus melakukan jihad fi sabilillah supaya Indonesia dan kaum muslim tidak tertinggal.
Ketua PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengungkapkan hal itu dalam Seminar Pra Muktamar bertajuk ”Peluang dan Tantangan Industri dan Pariwisata Halal”. Seminar berlangsung di Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung.
Narasumber seminar antara lain Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan, Founder PT Paragon Nurhayati Subakat. Hadir pula Kepala Pusat Kajian Sains Halal LPPM IPB Khaswar Syamsu, Direktur LPHKHT PP Muhammadiyah Naddratuzzaman Hosen, dan Kepala Program Studi S3 Kajian Pariwisata UGM Hendrie Adjie Kusworo.
”Titik lemah umat Islam di negeri ini termasuk di negara-negara lain adalah di bidang ekonomi, bisnis, kewirausahaan. Biarpun secara teologis memiliki ideologi tentang khairu ummah dan ajarannya Islam yang ya’lu wala yu’la alaih, ajaran yang tertinggi dan terbaik, sempurna. Akan tetapi dalam aspek ekonomi, bisnis, dan wirausaha, muslim sebagai komunitas besar masih lemah,” papar Haedar.
Menurutnya umat Islam yang mayoritas belum bisa berkualitas secara politik, budaya, iptek dan lain sebagainya. Hal itu karena faktor utamanya yakni lemah secara ekonomi, bisnis, dan kewirausahaan.
Hal penting lainnya, ia menegaskan, perlunya membangun kesadaran dan alam pikiran umat Islam agar perjuangan di bidang ekonomi apapun variannya betul-betul menjadi perhatian dan prioritas utama.