MAGELANG, SMJogja.com – Pengunjung memenuhi gelaran Indonesia Bertutur di kawasan
Candi Borobudur. Mereka dari sekitar Kota Magelang dan juga kota-kota lainnya di Jawa Tengah serta DIY. Bahkan ada pula dari kota-kota besar di Jawa dan lainnya.
Sejumlah seniman tampil seperti penyanyi Tulus yang mendapatkan sambutan meriah saat tampil di Anarta Panggung Lumbini. Ia membawakan 10 karya . Penyanyi kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat itu membuka penampilannya dengan lagu ”Satu Kali” dari album terakhir yang bertajuk Manusia.
Suasana semakin hangat saat Tulus membawakan lagu dari dua album pertama yang melambungkan namanya, ”Sepatu dan Sewindu”. Rangkaian acara festival Indonesia Bertutur 2022 hari kedua, sudah berlangsung sejak siang hari, yang diawali dengan kegiatan temu seniman di Limanjawi Art House.
Dalam temu seniman, Umar Chusaeni, Yasumi Ishii, dan Utami Atasia Ishii berbicara tentang karya yang mereka pamerkan dalam Visaraloka Pameran Expanded Media, yang dipandu oleh Istifadah Nur Rahma sebagai moderator.
”Saya merasa senang sekali Limanjawi Art House dilibatkan dalam gelaran besar Indonesia Bertutur 2022. Ini dapat menjadi tumbuhnya ekosistem kesenian dan kebudayaan di Magelang. Seniman-seniman bebas berkarya di Limanjawi,” ujar Umar.
Makin Seru
Suasana makin seru sore hari, di Virama Panggung Senja dengan penampilan Ardhito Pramono dan Peni Candra Rini. Para pengunjung sembari menikmati kuliner UMKM lokal, terlihat menikmati
penampilan duet Ardhito dan Peni membawakan lagu ”Wijayakusuma”.
Sebanyak 40 UMKM yang telah dikurasi oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Magelang menjadi bagian Indonesia Bertutur. Penjualan tercatat di hari kedua festival mencapai lebih dari Rp 40.000.000 dengan ragam pangan dan kriya yang dijual mulai dari Rp 5.000.
Penggemar film tari juga mendapat suguhan sajian film pendek dan film feature karya seniman mancanegara. Program Layarambha menampilkan film berjudul ”Anerca, Breath of Life” karya Johannes dan Markku Lehmuskallio dari Finlandia. Pada sesi malam, film berjudul ”Lucy” karya Er Gao dan ”Touching the Skin of Eeriness” karya sutradara Jepang Ryusuke Hamaguchi juga diputar di Layarambha.
Pengalaman Baru
Diskusi film yang memperkaya Layarambha, dengan mengundang narasumber Garin Nugroho, Razan Wirjosandjojo, Ipul Ashyari, In Ainar Lawide, dan dimoderatori Akbar Yumni. Diskusi membicarakan
pengalaman baru untuk partisipan workshop pre-event Indonesia Bertutur terkait praktik koreografi melalui medium sinematografi dan juga praktik artistik berdasarkan tema-tema riset heritage budaya.
Pertunjukan bertajuk ”Song for Sangiran 17” yang dibawakan oleh Prehistoric Body Theatre menjadi pertunjukan pembuka di Panggung Aksobya. Prehistoric Body Theatre adalah kelompok seni pertunjukan lintas budaya dan inter disipliner, yang mendedikasikan diri untuk mengeksplorasi pertanyaan kompleks tentang leluhur, identitas, dan empati, melalui keterlibatan kreatif dengan ilmu paleontologi, dan pohon kehidupan biologis.
Pada hari ketiga, Jumat 9 September 2022, Mila Rosinta menjadi penampil di panggung Lumbini dengan karya berjudul ”Jalan, Berjalan, Perjalanan”, sementara Fitri Setyaningsih menampilkan karya berjudul ”Kinjeng Tangis” di panggung Aksobya. Om Wawes juga tampil di Panggung Senja Virama dan Layarambha dengan memutar empat film mulai pukul 18.00.