JOGJA, SMJogja.com – Peristiwa pembakaran enam rumah warga di kantor sekretariat Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha (LPKB) di Desa Mareje, Kecamatan Lembar, Lombok Barat mengundang keprihatinan banyak pihak. Sejumlah elemen di Jogja minta aparat menindak tegas pelaku kekerasan.
Jaringan Masyarakat Pejuang Keberagaman dan Toleransi, Forum Peduli Lombok, mengungkapkan peristiwa berawal dari ketegangan pada Minggu 1 Mei 2022 dan ketegangan susulan yang terjadi Selasa, 3 Mei 2022. Hal itu menunjukkan betapa rapuhnya bangunan hidup bersama di tingkat akar rumput di negeri ini.
Menurut Muhammad Subkhi Ridho dari jaringan, awal mulanya dari sejumlah orang yang mengingatkan supaya kelompok yang melintas tidak membunyikan petasan. Namun hal itu mengakibatkan ketegangan dan akhirnya enam rumaha dibakar. Ratusan orang mengungsi ke lokasi yang aman.
Peristiwa ini menyebabkan 915 mengungsi. Selain itu, dua lumbung padi, satu kios,10 unit sepeda motor, satu unit kendaraan roda tiga, hancur dalam kejadian tersebut.
”Tragedi kerusuhan ini menambah daftar panjang kekerasan berlatar perbedaan keyakinan di Indonesia. Fenomena kekerasan yang tak pernah tuntas menandakan adanya rekaman kebencian yang bekerja membentuk keretakan dan ketegangan antar masyarakat,” ungkap Subkhi.
Rekaman kebencian yang sama seringkali terus diperkuat melalui peristiwa, kisah, dan narasi yang bekerja di akar rumput. Peristiwa kekerasan juga menunjukkan lemahnya pemahaman rakyat atas nilai-nilai kolektif yang merekatkan rakyat Indonesia sebagai satu bangsa, Pancasila. Ironisnya, narasi kebencian juga menyediakan tanah yang subur
bagi manipulasi kepentingan politik oleh sekelompok pihak tertentu.
Apresiasi Aparat
Aktivis jaringan lainnya, Cyprianus Lilik KP mengatakan berbagai elemen bersolidaritas kepada para korban kekerasan dan mereka yang kehilangan harta benda maupun sebagian haknya. Ia juga mengapresiasi setinggi-tingginya upaya aparat, pemerintah setempat, dan pihak-pihak lain yang sudah dengan cepat tanggap menanganinya.
”Kami minta aparat bertindak tegas kepada para pelaku kekerasan. Kecuali itu, memberikan jaminan perlindungan rasa aman dan jaminan ketidakberulangan kasus kekerasan dalam bentuk apapun bagi para korban dan kelompok-kelompok rentan lain di kawasan tersebut,” tandasnya.
Seluruh elemen jaringan mendesak semua pihak untuk berusaha membangun situasi masyarakat
menjadi lebih kondusif dan damai. Mendorong aparat untuk melakukan pengusutan dan penyelesaian
tuntas sampai kepada akar masalahnya termasuk tindakan hukum atas pelaku lapangan dan aktor intelektual di balik kekerasan.