Puja Bakti Doa Syukur Umat Budha untuk Hari Jadi Sleman

SLEMAN, SMJogja.com – Menjelang peringatan Hari Jadi ke-106 Kabupaten Sleman pada 15 Mei 2022 mendatang, segenap umat Budha mengikuti Puja Bakti Doa Syukur di Vihara Karangdjati Gemawang, Sinduadi, Mlati, Sleman, Rabu (11/5) malam. Dengan doa ini diharap Sleman kembali membaik dan lepas dari pandemi Covid-19.


Hadir Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa pada kegiatan tersebut. Dia mengatakan, Puja Bakti Doa Syukur ini salah satu peran serta umat Budha untuk mendoakan Kabupaten Sleman agar ke depan bisa lebih baik lagi setelah dua tahun terakhir terdampak pandemi Covid-19. “Jadi harapan kita bersama perekonomian daerah kembali pulih,” ujarnya di sela kegiatan.


Dia menyambut positif apa yang dilakukan umat Budha ini untuk kebaikan bersama. Apalagi, Sleman selama ini sudah menjadi rumah bersama dan melibatkan warga untuk bersama membangun Sleman. Terlebih, kerukunan antarumat beragama di Sleman terjaga dengan baik.
Menurutnya, semua agama mengajarkan umatnya untuk berbagi kebaikan bukan kebencian atau permusuhan antarumat beragama. Kalaupun saat ini ada riak-riak permusuhan, dinilainya terjadi karena ada aliran atau kepentingan dari luar atau menunggangi agama dengan tujuan untuk memecahbelah kerukunan umat. Hal tersebut perlu tetap diantisipasi dan diwaspadai.


“Di sini ada FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) yang rutin menggelar pertemuan untuk bersilaturahmi dan berdiskusi antarumat beragama. Semua permasalahan umat beragama diselesaikan di forum tersebut,” tuturnya.

Read More


Danang mengajak semua umat, suku dan etnis yang berada di Sleman untuk tetap bersatu, saling menjaga kedamaian, dan persatuan antarumat beragama. Sekaligus harus diteguhkan bahwa, Sleman merupakan rumah bersama yang menjunjung toleransi dan kebersamaan.

 
“Kami berencana mengundang perwakilan antarumat untuk kembali mendoakan Sleman saat perayaan puncak Hari Jadi Sleman 15-16 Mei besok,” tandasnya.


Sementara itu, Pandita Muda sekaligus Ketua Vihara Karangdjati Totok Tejamano mengutarakan, Puja Bakti doa bersama umat Budha dilaksanakan sebagai wujud syukur tahun ini Sleman mencapai usia 106 tahun. Dia berharap Sleman menjadi tempat yang membahagiakan bagi semua pihak baik yang datang maupun yang tinggal di Bumi Sembada tersebut.
“Menjadi kekayaan sendiri Sleman yang multibudaya, multietnis, dan multiagama. Kalau tidak dirawat kekayaan ini justru akan menjadi bumerang sendiri bagi pemerintah. Jadi, keberagaman harus dirawat dengan baik agar Sleman ayem-ayem tentrem,” paparnya.


Toleransi antarumat beragama di Sleman, katanya, secara umum berjalan dengan baik. Hal tersebut juga ditopang oleh kearifan lokal yang dijunjung masyarakat. Termasuk keberadaan Kraton, Kampung, Kampus dan Komunitas di Sleman. 
“Hal demikian ini harus semakin meneguhkan Sleman sebagai rumah bersama yang inklusif untuk semua, apapun agama, suku, etnis asal selaras dengan Pancasila, NKRI dan UUD 1945,” ungkapnya. 

Related posts

Leave a Reply