SLEMAN, SMJogja.com-Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan memberi warna baru dalam dunia pariwisata. Kekinian, berkembang sport tourism dan ada pula konsep wisata medis yang menggabungkan aktivitas rekreasi dengan pengobatan.
Konsep ini yang coba diadopsi di Puskesmas Pariwisata Prambanan. Selain fasilitas rawat jalan dan persalinan 24 jam, puskesmas yang terletak di Jalan Prambanan-Piyungan km 3, Jobohan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman itu juga akan menyediakan layanan obat tradisional.
“Rencananya, lahan di belakang puskesmas akan ditanami aneka tanaman obat sekaligus untuk ketahanan pangan. Masyarakat nantinya juga bisa belajar tentang obat tradisional,” kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, baru-baru ini.
Puskesmas Pariwisata ini baru diresmikan pada penghujung tahun 2021, dan sementara menjadi satu-satunya di DIY. Bangunannya menempati lokasi baru dengan luasan lahan kurang lebih 10 ribu meter persegi milik pemda. Pembangunan puskesmas ini dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui DPA Dinas Kesehatan (Dinkes) senilai Rp 6,82 miliar.
Saat dikonfirmasi, Selasa(25/1), Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Suparmono menjelaskan, gagasan pendirian Puskesmas Pariwisata ini dicetuskan oleh Kementerian Pariwisata dengan tujuan untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).”Kehadiran puskesmas ini diharapkan bisa membawa citra pariwisata Sleman di masa mendatang,” ujarnya.
Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama menambahkan, Puskesmas Pariwisata Prambanan masuk dalam kawasan destinasi wisata Borobudur. Sesuai skema dari pusat, untuk Kabupaten Sleman, puskesmas tersebut hanya dibangun di wilayah Prambanan. Sedangkan lingkup DIY rencananya juga akan didirikan di Puskesmas Kraton, Puskesmas Danurejan 1, dan Danurejan 2.
“Di Puskesmas Pariwisata juga ada layanan yang mendukung destinasi wisata lokal. Contohnya destinasi gunung, risikonya jatuh sehingga layanannya berupa trauma center dan ambulans darurat di area,” terangnya.