SLEMAN, SMJogja.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus mencoba merangkul generasi muda untuk terjun di bidang pertanian. Salah satunya melalui program petani milenial yang digulirkan pada April 2021.
Setelah hampir setahun berjalan, saat ini sudah 392 pemuda yang tergabung dalam Jaringan Petani Milenial (JPM). Pemkab memasang target sampai dengan tahun 2024 bisa terwujud 1.000 petani milenial.
“Jumlah petani milenial terus bertambah. Kami optimis bisa membantu pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian,” kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat pengukuhan JPM UPTD Badan Penyuluh Pertanian, Pangan, dan Perikanan (BP4) Wilayah VIII Prambanan, Rabu (16/2).
Pengukuhan pengurus ini, menurut Kustini, merupakan upaya Pemkab untuk menumbuhkan petani milenial yang produktif dan modern. Muaranya adalah regenerasi SDM bidang pertanian. Pada kesempatan itu, struktur pengurus yang dikukuhkan berjumlah 20 orang. Pengurus ini nantinya akan membantu kelompok petani dalam mengembangkan potensi pertanian di Bumi Sembada.
Kepengurusan JPM sendiri sudah terbentuk hingga tingkat kabupaten. Anggotanya tersebar di semua UPT BP4 mencakup wilayah Godean, Gamping, Moyudan, Pakem, Seyegan, Tempel, Mlati, Ngemplak, Cangkringan, dan Prambanan. “Selain SDM, dukungan optimalisasi sumber daya lahan dan penerapan teknologi juga sangat diperlukan termasuk peralatan mesin yang efektif dan efisien,” urai Kustini.
Menurutnya, banyak anak muda yang enggan menjadi petani bukan hanya karena dinilai kurang prospektif dan tidak bergengsi. Namun juga disebabkan minimnya informasi tentang cara bertani di era modern. “Munculnya Jaringan Petani Milenial merupakan sebuah terobosan. Lewat wadah ini, mereka bisa saling bertukar ilmu,” ujarnya.
Adapun kriteria petani milenial berusia 19-39 tahun. Namun begitu, petani yang berumur diatas 39 tahun juga bisa menjadi petani milenial asalkan punya semangat kaum muda. Cirinya disamping menguasai wawasan pertanian, mahir pula tentang teknologi informasi. Tidak berhenti di produksi tani, Pemkab juga berupaya mendorong modernisasi pasar dengan memperluas pangsa hingga level supermarket serta diarahkan ke spesifikasi jenis padi organik.