Rawat Jenazah Perlu Keterampilan, Paroki Wonosari Latih Umatnya Jadi Pangruktilaya

Petugas memberi tahu cara merawat dan memperlakukan jenazah / Agung PW

GUNUNGKIDUL, SMJogja.com – Jenazah memerlukan perawatan khusus dan tidak semua orang bisa melakukannya. Ada cara-cara tertentu merawat dan memperlakukan jenazah. Karena itu penting pelatihan perawatan jenazah agar ketika ada orang meninggal sudah ada yang siap melakukan perawatan.

Berpijak pada kondisi tersebut, Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari melatih keterampilan petugas pangruktilaya untuk lebih sigap dan terampil merawat jenazah. Pelatihan pemulasaran jenazah sebagai pelaksanaan program kerja bidang pelayanan kemasyarakatan paroki bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari. Kegiatan berlangsung di Aula Ignatius Loyola kompleks gereja.

”Peserta pelatihan pemulasaran dari perwakilan 57 lingkungan Paroki Wonosari. Mereka mendapat pelatihan supaya lebih siap dan tanggap melayani perawatan jenazah,” tutur Ketua Tim Pelayanan Pangruktilaya Paroki Wonosari, Yohanes Marwoto.

Setiap lingkungan di Paroki Wonosari sudah memiliki dua petugas pangruktilaya yang terlatih dan siap menjalankan tugas kemanusiaan merawat jenazah. Dengan begitu, setiap ada umat yang meninggal, petugas terlatih sudah siap rela membantu merawat jenazah.

Read More

Teori dan Praktik

Peserta memperoleh materi teori dan praktik dari petugas RSUD Wonosari yakni Avilia dan Sukarno. Avilia menyampaikan materi kewajiban petugas pangruktilaya untuk mengetahui riwayat dan jenis penyakit orang yang meninggal dan hendak ditangani.

”Hal utama yang harus diperhatikan, menjaga keselamatan diri sendiri agar terhindar dari kemungkinan penularan virus atau penyakit dari jenazah yang sedang ditangani,” tandas Avilia.

Ia mengatakan, petugas pemulasaran jenazah hendaknya menyiapkan beberapa jenis alat pelindung diri agar terhindar dari penularan penyakit. Peralatan tersebut seperti sarung tangan, alat pelindung diri (APD) hasmat, masker dan penutup kepala serta kacamata.

Sukarno sebagai petugas berpengalaman setiap hari memandikan jenazah mengajari praktik menggunakan bantuan alat peraga boneka. Ia memperlihatkan teknik yang benar memandikan jenazah. Petugas harus yakin, tidak perlu takut melakukan pekerjaannya.

”Kuncinya dari dalam diri sendiri, harus iklas dan jujur,” ujarnya.

Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Paroki Wonosari, FX Endro Tri Guntoro, menambahkan pelatihan pemulasaran jenazah sebagai upaya mewujudkan kesiapsiagaan lingkungan menghadapi tugas panggilan sosial umat Katolik di tengah masyarakat.

Menurut Endro, pelatihan merawat jenazah sudah berlangsung dua kali. Sebelumnya, pelatihan merawat dan merias jenazah menurut tata cara iman Katolik. Kesigapan petugas pangruktilaya sebagai salah satu pelayanan paroki yang sangat membantu kelancaran setiap keluarga yang sedang berduka.

Related posts

Leave a Reply