Rendahnya Kedewasaan Politik Ancam Persatuan Bangsa

Lulusan UII menjalani prosesi wisuda periode VI tahun akademik 2021/2022, Sabtu (30/7/2022) / dok

SLEMAN, SMJogja.com – Lulus dari bangku kuliah tidak lantas berpuas diri. Banyak tugas rumah yang perlu mendapatkan perhatian.

Salah satunya ancaman keterbelahan bangsa sebagai residu proses politik yang belum dewasa. 

Persoalan ini tidak mungkin hanya diserahkan kepada negara, meskipun di beberapa masalah, negara harus hadir dengan nyata. Namun,  masyarakat juga bisa berkontribusi secara kolektif. Hal itu disampaikan oleh Rektor UII Prof Fathul saat memberikan sambutan acara wisuda di Auditorium Abdul Kahar Mudzakir, Sabtu (30/7).

“Residu dari proses politik beberapa tahun terakhir telah menggiring polarisasi. Fenomena ini memantik kesadaran ternyata banyak yang dari kita belum siap berdemokrasi secara dewasa,” katanya. 

Read More

Menurutnya, berdemokrasi secara dewasa membutuhkan beragam prasyarat termasuk kemampuan berpikir mandiri, dan tidak terjebak narasi publik serta siap berbeda pendapat dengan tetap menghargai pihak lain. Hanya dengan demikian, persatuan 

bangsa dapat dijaga.

Di lain sisi, kehadiran media sosial tidak bisa dapat dipisahkan dari fenomena keterbelahan bangsa. Media sosial memungkinkan kepalsuan pengguna dan informasi. Siapapun bisa 

membuat akun dan menyebarkan informasi.

Di masa lampau, hal yang menjadi tantangan adalah memperoleh informasi. Saat ini sebaliknya, informasi melimpah namun masyarakat ditantang untuk melakukan filter. “Saya ajak para wisudawan untuk peduli dengan masalah ini. Jadilah pengguna media sosial yang cerdas dan menjadikan etika sebagai pengendali,” pesan Fathul. 

Pada kesempatan kali ini, UII mewisuda 706 lulusan terdiri dari 13 ahli madya, 624 sarjana, 67 magister, dan dua

doktor. Acara diselenggarakan secara luring dengan kapasitas maksimal 700 orang dan tetap membuka opsi daring. Namun begitu, orang tua tetap belum bisa mendampingi mengingat pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya sirna.

Sementara itu, sambutan dari wakil alumni UII disampaikan oleh Novel Arsyad yang saat ini menjabat Direktur Utama PT PP. Di hadapan para lulusan, Novel mengatakan bahwa wisuda adalah salah satu momentum perjuangan dalam berkarya. Semua wisudawan telah memberikan yang terbaik di

proses panjang kelulusan ini. 

“Wisuda adalah sebuah awalan dari kontribusi di tahap kehidupan selanjutnya. Seluruh ilmu 

dan keterampilan yang didapatkan harus terus dilanjutkan, diterapkan dan 

dimanfaatkan,” tandasnya.

Dia mengingatkan agar para wisudawan terus belajar. Sebab sejatinya pembelajaran adalah proses yang berlangsung seumur hidup. 

Sebagaimana wejangan Ki Hadjar Dewantara, jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang adalah guru.

Related posts

Leave a Reply