JOGJA, SMJogja.com – Jumlah anak yatim tak mampu, terlantar dan miskin selalu dinamis. Mereka memerlukan uluran tangan agar bangkit dan dapat keluar dari lingkaran kemiskinan. Sejumlah lembaga turun tangan membantu mengentaskan mereka, salah satunya Yatim Mandiri.
Lembaga yang sudah berusia 28 tahun ini telah membantu ribuan anak yatim dan miskin. Ada sebanyak 20.000 orang per tahun yang mendapat beasiswa pendidikan. Selain itu, ada ratusan ribu anak miskin yang mendapat santunan setiap tahun. Terbaru, lebih 1.000 anak yatim akibat pandemi Covid-19 juga menjadi sasaran bantuan.
Direktur Yatim Mandiri, H Mutrofin mengungkapkan hal itu ketika membuka kegiatan Impactful Zakat 2022 di Selly Coffee, Jogja. Ia mengatakan selain membantu beasiswa dan biaya hidup anak-anak miskin, lembaganya juga menggelar program kewirausahaan, Mandiri Entreprei\uner Center.
”Lulusan program kewirausahaan lebih 2.000 orang dan mereka mampu mandiri bahkan ada yang memiliki usaha cukup besar, melibatkan banyak orang,” tutur Mutrofin.
Kisah-kisah mereka yang unik, menarik dan sukses mandiri, tampil dalam Mini Exhibition. Ada 17 anak yatim yang kini telah menapaki masa depan cerah. Kisah mereka juga ada dalam buku ”Jejak-Jejak Kemandirian”, berisikan tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan, suka, duka.
Dampak Covid-19
Direktur Program Yatim Mandiri, Hendi Nurokhmansyah menambahkan pandemi Covid-19 memberi dampak luar biasa pada kehidupan keluarga. Banyak keluarga kehilangan salah satu orang tua atau keduanya. Anak-anak harus menanggung beban hidup yang berat.
”Kami membuka hotline untuk mereka yang terdampak Covid-19. Tercatat lebih 1.000 anak yang masuk ke pusat data dan kami segera melakukan langkah-langkah membantu mereka. Sejumlah lembaga mengikuti langkah kami sehingga makin banyak anak terdampak pandemi bisa tertangani,” papar Hendi.
Selain anak yatim dan miskin, pihaknya juga menerima anak yatim difabel. Namun ketika mereka tak bisa menangani karena sejumlah kendala, lembaga langsung menyalurkan ke lembaga lain yang ada dalam jaringannya. Bahkan ada difabel yang kini sudah mampu mandiri, memiliki komunitas konveksi dan menjaring banyak anggota difabel untuk bergabung.