JOGJA, SMJogja.com – Pemimpin organisasi dan jurnalis media massa perlu memiliki dan mengembangkan semangat kolektif. Ini penting untuk terus mengawal posisi dan peran media massa sebagai pilar keempat demokrasi.
”Semangat kolektif perlu agar masing-masing organisasi media memiliki ketangguhan mengawal beragam suara, agenda dan kepentingan publik. Masing-masing organisasi media harus merespons rezim algoritma media sosial yang makin mengkolonisasi dan menghegemoni kehidupan publik,” papar pakar komunikasi UGM, Nyarwi Ahmad PhD.
Menurutnya, semangat kolektif sangat penting agar publik tidak mudah terjebak dalam beragam jenis disinformasi. Begitu pula supaya terhindar dari spiral penyebaran wabah hoaks akibat rezim algoritma media sosial. Dengan modal semangat kolektif, masyarakat masih bisa berharap organisasi-organisasi media yang ada mampu eksis sebagai pilar demokrasi.
Inovatif dan Kreatif
Ia melihat belakangan ini tidak sedikit perusahaan media massa besar di seluruh dunia yang tutup. Mereka tidak mampu bertahan karena perubahan arus pembaca media yang beralih ke portal media online. Akibatnya, perusahaan media massa di Indonesia juga kena dampak.
Mereka terpaksa mengurangi jumlah oplah bahkan ada yang memilih beralih ke portal media online. Seiring dengan itu pendapatan dari iklan pun terus merosot. Pangsa pasar periklanan internet secara global ada di tangan perusahaan besar yang menguasai teknologi.
Nyarwi mengatakan pemimpin pers Indonesia harus lebih adaptif, kreatif dan inovatif agar tetap menjadi media arus utama. Pertama, inovasi dalam memformulasikan dan memproduksi konten yang tidak hanya menarik, namun juga berkualitas. Kedua, inovasi dalam publikasi atau penyebaran konten melalui beragam jenis platform komunikasi baru.
”Inovasi yang kedua antara lain melalui beragam model kolaborasi dengan platform komunikasi baru. Melalui kolaborasi semacam ini, konten dapat tersebar secara luas. Mereka juga harus tetap mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat,” tandasnya.