JOGJA, SMJogja.com – Kegiatan di berbagai tempat mulai longgar, dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta mengadakan wisuda secara langsung di tengah pandemi Covid-19. Panitia membagi wisuda menjadi 10 kali dan peserta wisuda masing-masing sekitar 200 orang.
Sekretaris Senat USD, FX Ouda Teda Ena membacakan surat keputusan wisudawan Program Diploma (Vokasi), Sarjana maupun Magister. Ia menjelaskan seluruh wisudawan merupakan lulusan yang menyelesaikan studi sejak Februari 2021 hingga Maret 2022. Jumlah lulusan ada 2.612 orang namun yang mengikuti wisuda secara langsung 1.272 orang. Wisuda dibagi 10 kelompok mulai 8-12 Maret 2022.
”Wisuda secara langsung kali ini merupakan langkah berani sekaligus unik karena berjalan 10 kali. Penyelenggara membatasi jumlah wisudawan dan semua harus menjalani tes swab,” ungkap Rektor USD, Johanes Eka Priyatma PhD.
Di depan wisudawan, ia bercanda kegiatan tersebut bisa masuk Museum Rekor Indonesia (MURI). Pasalnya, baru sekarang ada kampus melakukan wisuda sebanyak 10 kali dalam satu periode. Belum pernah ada wisuda sebanyak itu.
Protokol Kesehatan
Kampus berani mengambil langkah tentu setelah melakukan konsultasi dengan Satgas Covid-19 serta menjalani protokol kesehatan secara ketat. Para wisudawan tentu sudah menunggu acara yang menjadi titik puncak proses belajar di perguruan tinggi. Wisuda secara langsung terjadi pada Maret 2020 lalu.
Selain tes antigen dan cek suhu, peserta wisuda juga harus mengenakan masker serta duduk berjarak selama mengikuti wisuda. Tidak ada prosesi berjabat tangan selama wisuda. Kapasitas auditorium mampu menampung ratusan orang dengan duduk berjarak.
”Sudah selayaknya semua yang hadir di sini, wisudawan dan orang tua, bersyukur serta berterima kasih karena memperoleh kesempatan yang langka. Baru sekarang ada wisuda secara langsung selama pandemi berjalan dua tahun ini,” papar Eka.
Ia mengatakan wisudawa bagaikan binatang impala, kijang dengan tanduk yang indah. Hewan tersebut memiliki kelebihan mampu meloncat jauh, bahkan bisa mencapai 10 meter. Ia mengibaratkan demikian halnya wisudawan yang bisa melakukan lompatan-lompatan jauh ke depan. Sayangnya, tembok pandemi menjadi membentengi. Kendati begitu, mereka bisa melakukan banyak hal, tidak menjadikan pandemi sebagai halangan.