SLEMAN, SMJogja.com – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan, Bantul telah melampaui kapasitas. Bahkan diperhitungkan umur teknis TPA yang menampung sampah dari wilayah Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta itu akan berakhir tahun ini.
Agar persoalan sampah tidak terus berlarut, Pemkab Sleman berencana membangun tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang tersebar di zona barat, tengah, dan timur. Sekda Sleman Harda Kiswaya mengatakan, TPST yang sudah siap dibangun dalam waktu dekat terletak di Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan. Lahan yang disiapkan seluas 1,3 hektare.
“Lokasinya tidak jauh dari kantor kalurahan. Kesediaan warga Tamanmartani menerima keberadaan TPST ini tentu kami apresiasi,” katanya, Rabu (23/3).
Pembangunan TPST Tamanmartani diperkirakan butuh biaya sekitar Rp 38 miliar. Sumber dananya berasal dari APBD. Dikarenakan mendadak, program itu kemungkinan baru akan dianggarkan di APBD Perubahan tahun 2022. Selain di Tamanmartani, TPST juga akan dibangun di Sendangrejo, Minggir. Namun realisasinya baru dilaksanakan tahun depan menggunakan dana alokasi khusus dari pusat.
Harda menilai, penanganan sampah sudah menjadi kebutuhan yang mendesak. Beberapa kali TPA Piyungan terpaksa ditutup lantaran overload. Rencananya pada 27 Maret mendatang, TPA itu akan kembali ditutup selama empat hari untuk penataan dan perbaikan infrastruktur jalan. Padahal belum lama ini TPA Piyungan pernah ditutup, tepatnya tanggal 18-20 Maret 2022.
Mengantisipasi rencana penutupan sementara itu, dia mengimbau warga untuk rutin mengelola sampah mulai dari level rumah tangga. “Kurangi aktivitas yang berpotensi menimbulkan sampah terutama ketika berada di fasilitas umum,” ujar Harda.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Epiphana Kristiyani menambahkan, konsep TPST adalah zero waste. Nantinya tidak ada sampah yang tersisa karena semua bagiannya dimanfaatkan kembali menggunakan teknologi.
“Sampah akan dipilah antara bahan organik dan non organik kemudian diolah lagi, sedangkan residunya dibakar untuk dijadikan briket,” terangnya.
Masing-masing TPST yang akan dibangun diperkirakan mampu menampung 80 ton sampah setiap harinya. Kapasitas itu masih jauh dari volume sampah yang per harinya mencapai 700 ton. “Banyak sampah yang belum tertampung di TPST. Kontribusi warga dalam hal pengelolaan sampah sangat dibutuhkan, apalagi kami mencatat setiap tahun timbulan sampah per hari naik 60 ton yang kebanyakan dari rumah tangga,” paparnya.