SLEMAN, SMJogja.com – Seluruh sekolah di Kabupaten Sleman mulai tahun ajaran 2023/2024 ini akan menerapkan lima hari sekolah. Kebijakan itu dilaksanakan serentak pada semua sekolah di bawah wewenang Pemkab Sleman dari jenjang TK/PAUD, SD hingga SMP. Keseluruhan berjumlah 51.359 sekolah.
“Sebelumnya kita sudah melakukan kajian mencakup kesiapan teknis sekolah, sarana prasarana, dan SDM. Awalnya mau diterapkan di SMP dulu, tapi setelah dikaji diputuskan serentak,” kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam jumpa pers, Senin (3/7).
Pengaturan jadwal belajar diserahkan kepada sekolah masing-masing. Hasilnya dilaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) kemudian diteruskan pada Bupati. “Kita tetap evaluasi secara berkala. Semoga dengan kebijakan lima hari sekolah, anak-anak bisa berinteraksi lebih baik bersama orang tua dan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Kustini, kebijakan ini bertujuan menguatkan karakter siswa melalui berbagai kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Selain itu untuk memaksimalkan tripusat pendidikan yakni lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kepala Disdik Sleman Ery Widaryana menjelaskan, di dalam Permendikbud telah diatur pelaksanaan lima hari sekolah adalah 8 jam per hari. Namun tetap dilihat pula beban belajar masing-masing peserta didik.
Berdasar hasil kajian, lanjut dia, mayoritas responden mendukung penerapan lima hari sekolah. Rinciannya, kesiapan dari aspek sarpras mencapai 90 persen, wali murid 91,6 persen, dan peserta didik 81,9 persen. Ada beberapa alasan ketidaksiapan salah satunya menyangkut fasilitas tempat ibadah yang belum memadai.
Mengatasi permasalahan ini disarankan untuk bekerjasama dengan pengelola tempat ibadah yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Selain itu juga ada kendala terkait fasilitas kantin yang belum representatif. Sebagai solusi, siswa dianjurkan membawa bekal makanan dari rumah.
“Tahun ini, kami ada anggaran makanan tambahan bagi anak TK dan SD yang akan dilaksanakan bulan Agustus nanti. Hanya saja karena keterbatasan anggaran, belum bisa menyasar semua sekolah. Nanti bergiliran, kita prioritaskan untuk siswa dari keluarga miskin,” kata Ery.
Menghadapi lima hari sekolah, para guru telah diminta menyiapkan diri untuk membangkitkan motivasi belajar siswa terutama saat jam pelajaran di siang hari. Jika memang diperlukan, pihak sekolah diperbolehkan memanfaatkan hari Sabtu untuk pendampingan karakter, sepanjang bukan kegiatan yang bersifat belajar mengajar.