Sugiyanto, Perawat Kucing Jalanan

Sugiyanto setiap hari keliling merawat kucing jalanan / Agung PW

JOGJA, SMJogja.com – KUCING, hewan satu ini menjadi salah satu peliharaan klangenan masyarakat. Dalam beberapa waktu terakhir, kucing menjadi tren terlebih jenis-jenis atau ras tertentu. Harganya pun tergolong mahal. Orang berebut memelihara kucing tersebut. Namun tidak demikian dengan kucing liar. Tidak banyak yang mau memperhatikan dan merawatnya.

Di Jogjakarta, terutama di perkampungan, banyak kucing liar yang tidak jelas pemiliknya. Kucing-kucing jalanan kebanyakan kondisinya memprihatinkan. Mereka kelaparan, sakit tergeletak di pinggir jalan.
Mereka mencari makan mengais bak sampah tetapi ada yang tak bisa melakukannya. Akhirnya, mati.

Berawal dari kondisi tersebut, Sugiyanto, pria 48 tahun asal Babarsari, Sleman berusaha menyelamatkan kucing-kucing jalanan. Ia setiap hari berkeliling mencari kucing yang tak terawat dan memberinya makan. Bahkan jika menemukan kucing yang sakit, ia dengan senang hati membawa pulang dan merawat di rumah.

”Kalau kondisi kucing sakit sudah sangat memprihatinkan, saya biasanya langsung bawa ke klinik hewan tapi agak jauh di Magelang. Kenapa di sana? Karena biaya perawatan di sana bisa diangsur sehingga agak meringankan,” tutur Sugiyanto yang sehari-hari bekerja mencari barang bekas.

Read More

Meskipun merawat kucing jalan tanpa pamrih, tapi banyak yang salah menafsirkan. Ada saja yang menuding dirinya negatif. Ia tak mempedulikan, yang penting kucing-kucing yang ada di jalanan lebih terawat, sehat sehingga tidak menyebarkan penyakit.

Sampai Sembuh

Tidak semua kucing jalanan ia bawa pulang. Kucing jalanan jalanan dalam kondisi sehat ia bawakan makanan. Sepertinya sudah hafal, banyak kucing yang berdatangan saat ia tiba di satu tempat dan siap membagi makanan.

”Saya lihat ada yang sakit apa tidak. Kalau ada yang sakit dan tidak parah, saya bawa pulang untuk perawatan sampai sembuh. Nanti setelah pulih dan fit, saya kembalikan lagi ke tempat semula supaya kalau ada yang punya tidak kebingungan dan kucing bisa kembali ke rumah pemilik,” ungkap Sugiyanto.

Sembari berkeliling memberi makan kucing jalanan, ia mencari barang-barang bekas atau rosok. Hasil dari pekerjaannya tersebut sebagian untuk biaya makan dan perawatan kucing. Rutinitas sehari-harinya tersebut ia lakukan mulai dari subuh hingga petang. Tak jarang malam pun ia keluar ketika mendengar ada kabar kucing jalanan tak terawat.

Ia memilih tinggal sendiri dan terpisah dari anggota keluarga serta tetangga. Dirinya menghindari orang-orang yang tidak menyukai kucing sehingga memilih menjauh supaya tidak menimbulkan gesekan. Kendati demikian, hubungan dengan mereka tetap terjaga dan tidak ada masalah.

Semula Sugiyanto membuka gerai telepon selular. Namun ketertarikannya pada kucing jalanan lebih besar. Ia pun menutup usaha dan mulai merawat kucing jalanan sambil mencari barang bekas. Empat tahun sudah ia jalani kesibukan tersebut.

Kepedulian pada kucing jalanan bukan tanpa sebab. Ia semula memelihara kucing dan ketika sakit memerlukan biaya cukup banyak. Muncul pemikiran, kucing-kucing jalanan ketika sakit pasti mati karena tak ada yang merawat. Berawal dari situlah, ia bertekad merawat kucing liar.

”Saya tidak ikut komunitas kucing, begini saja lebih bebas. Saat butuh biaya perawatan, ada saja jalan sehingga tak banyak kesulitan,” ujarnya.

Related posts

Leave a Reply