JOGJA, SMJogja.com – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menimpa hewan ternak membuat para dokter hewan segera melakukan antisipasi. Mereka menyuntik vaksin pertama, kedua bahkan booster untuk hewan ternak. Vaksin untuk menjaga kekebalan dan daya tahan tubuh hewan.
Fakultas Kedokteran Hewan UGM menggelar vaksinasi untuk penanggulangan PMK bagi hewan ternak yang ada di lingkungan kampus. Sebanyak lebih dari 153 dosis vaksin diberikan pada sapi perah dan sapi potong, kuda, kambing dan domba di lingkungan kampus FKH dan Fakultas Peternakan.
Ketua Satuan Tugas PMK FKH UGM Prof Aris Haryanto mengatakan pemberian suntik dosis vaksin penangkal PMK untuk pertama kalinya dilakukan. Selanjutnya empat minggu kemudian hewan ternak akan mendapat dosis vaksin kedua.Enam bulan kemudian akan mendapat vaksin booster PMK.
”Selain vaksinasi di lingkungan kampus, di hari yang sama para mahasiwsa dan dosen FKH juga membantu pelaksanaan program vaksinasi PMK di Kapanewon Cangkringan, Sleman dan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur,” papar Aris.
Ribuan Hewan
Ia menyebutkan hingga saat ini, sudah ribuan ternak yang sudah memperoleh vaksin dari tim FKH UGM. Vaksinasi meliputi beberapa kabupaten di tiga provinsi yakni DIY, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Di Provinsi Jawa Timur meliputi Kabupaten Ponorogo dan Tulungagung.
Menurut Aris, pada umumnya pelaksanaan vaksinasi dilakukan untuk hewan ternak yang sehat. Ia mendapati selama pelaksanaan vaksinasi, tingkat kesembuhan hewan yang terinfeksi PMK sekitar 95 persen.
”Kendati demikian, peternak harus lapor secepatnya bila mendapatkan hewan ternaknya mengalami gejala terinfeksi PMK sehingga mendapat penanganan dan pengobatan khusus dari dokter hewan. Apabila mendapat perawatan sejak dini, tingkat kesembuhan sangat tinggi meski belum divaksin dan belum terinfeksi,” tandasnya.
Adapun tanda atau gejala hewan yang terinfeksi PMK antara lain hipersalivasi (air liur berlebihan), lesu, dan nafsu makan berkurang.