Tahun Depan, Sleman Siapkan Dua TPST

Bupati Sleman menyampaikan sosialisasi gerakan pemilahan sampah di Kantor Kapanewon Mlati, Selasa (31/5/2022) / SMJogja.com-Amelia Hapsari

SLEMAN, SMJogja.com – Tahun depan, Pemkab Sleman menargetkan sudah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Rencananya, fasilitas ini ditempatkan di empat lokasi sesuai detail rencana tata ruang yaitu tersebar di Sleman barat, tengah, timur, dan utara. 

Namun yang bisa terealisasi dalam waktu dekat hanya di Sleman timur dan barat, sedangkan dua zona lainnya belum ada kepastian lokasi. “Kami fokus dulu di barat dan timur sebab tidak mudah mencari lokasi lahan untuk dibangun TPST. Selain itu juga perlu anggaran khusus,” ungkap Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Sugeng Riyanta, Jumat (3/6).

Untuk Sleman timur, lahan yang disiapkan terletak di Dusun Kenaji, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan. Lahan yang ditempati merupakan tanah kas desa dengan luasan 1,3 hektare. Sementara, pembangunan TPST di zona barat diproyeksi di Dusun Denokan, Sendangsari, Minggir memanfaatkan tanah kas desa seluas 0,6 hektare.

Nantinya, TPST Tamanmartani akan menampung sampah dari tujuh kapanewon mencakup Prambanan, Berbah, Kalasan, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik, dan Depok. Sedangkan sampah yang berasal dari 10 kapanewon lainnya akan masuk ke TPST Sendangsari. Kedua fasilitas pengelolaan sampah itu ditargetkan mulai beroperasi pada tahun depan. 

Read More

“Sejauh ini tidak ada masalah, warga bisa menerima. Meski TPST ini berkonsep modern, masyarakat tetap akan diberdayakan untuk proses pemilahan, serta pengelolaannya melibatkan BUMKal,” terang Sugeng.

Sembari menunggu TPST tersebut beroperasi, masyarakat terus diedukasi untuk memilah sampah mulai dari tingkatan rumah tangga. Bupati juga sudah mengeluarkan kebijakan terkait hal ini yang dituangkan dalam Surat Edaran Nomer 30 Tahun 2022.

Menurut Sugeng, langkah pro aktif masyarakat dalam memilah sampah organik dan non organik ini sangat diperlukan. Sekalipun nantinya terdapat TPST, namun volume sampah yang diolah di fasilitas tersebut masih jauh dari produksi. Rata-rata per harinya, timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat mencapai 700 ton. Sedangkan kapasitas masing-masing TPST hanya kisaran 80-90 ton per hari.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, pengelolaan sampah oleh masyarakat sebenarnya sudah berjalan. Hanya saja masih kurang terkoordinir. “Pemkab sudah menyediakan 23 TPS3R dan 13 depo sampah. Tapi meski sudah disiapkan, tanpa dipilah maka tidak akan maksimal,” tandasnya.

Dia berharap jika TPST telah beroperasi, setidaknya 30 persen sampah bisa dibuang di tempat itu. Sementara sebagian besar sisanya dikelola sendiri oleh masyarakat.

Related posts

Leave a Reply