JOGJA, SMJogja.com – Inovasi muncul semakin cepat ketika pandemi Covid-19. Inovasi tersebut sebagian besar terkait teknolog seperti aplikasi hingga lainnya yang memudahkan masyarakat beraktivitas. Nah, salah satu inovasi yang muncul, karya dosen UGM.
Dosen dan Peneliti Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, Dr Mardhani Riasetiawan mengembangkan teknologi big data dan cloud computing untuk membantu penanggulangan pandemi.
Ia dan tim mengembangkan analisis big data dan cloud computing untuk mitigasi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Analisis big datanya berhasil memprediksi dan memonitor gelombang pertambahan kasus akibat mobilitas warga. Selain itu, inovasi tersebut membantu daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus.
”Dengan memiliki monitoring nyata dari data di lapangan memudahkan pemerintah daerah dalam mengambil keputusan mitigasi. Mitigasi telah berjalan selama pandemi berlangsung dengan mengumpulkan data-data kasus harian melibatkan 200 orang sukarelawan data di seluruh Indonesia. Mereka mengumpulkan data secara harian dari fasilitas kesehatan, lokasi pemakaman, dan sumber data dari internet secara harian,” papar Mardhani.
Pengembangan analisis big data untuk mitigasi penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia tersebut berlangsung sejak 13 Maret 2021. Kondisi saat itu belum ada peta dan pola persebaran pandemi. Namun ia dan tim telah memulai analisis menggunakan big data melalui Respons Covid-19 Indonesia di covid19.gamabox.id. Salah satu negara, Myanmar, saat itu analisis big data untuk Covid-19 telah mengimplementasikannya.
Selain itu, Mardhani dan tim juga mengembangkan konvergensi teknologi big data dan cloud computing untuk menyediakan informasi terkini (real-time). Kecuali itu juga informasi peringatan dini bencana tanah longsor. Konvergensinya terwujud dalam pengembangan G-Connect (GamaBox Connect) sejak tahun 2016 hingga 2021.
”G-Connect mengembangan tools yang dapat mendeteksi pergerakan tanah longsor, kondisi lingkungan dengan sensor. Data terkumpul secara realtime dan dikirimkan dengan jaringan internet kualitas rendah ke server big data di UGM secara berkala dan terjadwal,” ujarnya.
Peralatan tersebut dapat bekerja secara mandiri karena didukung solar power dan kemudahan mobilisasi peralatan menyesuaikan perkembangan retakan longsor. Alatnya telah tersebar di 37 titik di jalur retakan Gunung Gandul di Kabupaten Wonogiri. Secara bersamaan implementasi G-Connect juga melibatkan mahasiswa KKN UGM untuk menyiapkan wilayah di Wonogiri tanggap terhadap bencana.
Kemandirian Teknologi
”Teknologi big data dan cloud computing saat ini memainkan peran besar dan vital dalam transformasi digital, memungkinkan inovasi data dan aplikasi berkembang dengan sangat pesat. Sayangnya, Indonesia masih menjadi negara yang bergantung pada impor untuk penyediaan layanan tersebut,” ungkap Mardhani.
Ia melihat peneliti dan pengembang di Tanah Air hanya menggunakan tools teknologi yang tersedia dan menggunakannya untuk mendukung aplikasi yang digunakan.
Muncul kerisauan dalam diri Mardhani karena faktanya Indonesia belum merdeka dan mandiri untuk bisa mengembangkan teknologi big data dan cloud computing dari dalam negeri sendiri. Hal itu menggerakkannya untuk mendalami dan melakukan pengembangan dasar sampai aplikatif teknologi utama di big data dan cloud computing.
Ia mulai melakukan riset dan pengembangan sejak 2013. Dalam mengembangkan teknologi big data dan cloud computing, timnya menggunakan fasilitas Laboratorium Riset Sistem Komputer dan Jaringan di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.
Tim mulai dengan membangun fasilitas komputasi terdistribusi (kluster) dengan memanfaatkan komputer-komputer tidak terpakai berspesifikasi rendah. Meski dengan spesifikasi yang seadanya, fasilitas komputasi itu dapat bekerja efisien untuk melakukan pemrograman paralel dan menjadi rintisan awal komputer kluster di UGM yang dinamai GamaBox.
”Kami lalu mengembangkan GamaBox-Lego yang merupakan mini komputer kluster dengan brick permainan lego sehingga mudah sebagai media pengenalan komputer kluster ke masyarakat dan siswa sekolah,” jelasnya.
Selanjutnya, tim mengembangkan GamaBox Wisanggeni yaitu komputer kluster yang lebih canggih terdiri atas 32 nodes kluster dengan single board computer. GamaBox Wisanggeni ada tiga versi yang mampu menjalankan komputasi secara paralel dan pemrosesan big data secara cepat.
GamaBox Wisanggeni menjadi prototipe dari teknologi cloud computing dan big data yang operasionalnya untuk pemrosesan ilmiah dan kebutuhan industri. Tim juga membuat GamaBox Operating System yang kemudian terintegrasi menjadi platform teknologi cloud computing bernama GamaCloud.