JOGJA, SMJogja.com – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuat pesawat tanpa awak yang setara dengan produk luar negeri. Mereka yang tergabung dalam Aero Fun Research Tech mendapatkan pendanaan Program Inovasi Wirausaha Digital Mahasiswa (IWDM) 2022.
Program tersebut merupakan program unggulan untuk mengasah kreativitas dan inovasi mahasiswa yang dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Ketua tim, Fallah Alfrido Firmansyah menuturkan mereka membuat Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak dengan kualitas yang sepadan dengan buatan luar negeri. Pesawat jenis itu belum banyak di Indonesia.
”Produk UAV di Indonesia kebanyakan dari luar negeri, belum ada perusahaan atau developer local yang memproduksi secara masif. Padahal SDM di sini sangat mendukung dan siap melakukannya,” tandas Fallah.
Banyak Sektor
Ia menjelaskan UAV buatan timnya tak hanya digunakan untuk satu sektor, melainkan banyak sektor. Pesawat ini bisa digunakan untuk mengirim obat-obatan ke lokasi tertentu yang susah terjangkau kendaraan darat. Pesawat juga bisa memantau evakuasi korban bencana atau memonitor korban bencana di lokasi tertentu.
Proses pembuatan pesawat memakan waktu 35 sampai 40 hari. Pesawat buatan Fallah, Syaif Ambiya (Teknik Mesin, 2019), Mentari (Farmasi, 2019), Siti Siti Halimatussa’diyah (Farmasi, 2019), dan Putri Hanifah Anggraeni (Manajemen, 2020) memiliki keunggulan dibandingkan pesawat UAV lainnya.
”Pesawat kami lebih murah tetapi berkualitas tinggi, sebanding dengan UAV buatan luar negeri. Beratnya 4,7 kg dengan kemampuan mengangkat beban 500-800 gram, panjangnya dua meter dan mampu terbang di ketinggian 350 meter dalam durasi satu jam,” papar Fallah.
Lebih jauh ia mengatakan, daya jelajah pesawat 28 kilometer dalam waktu 28 menit. Pengendalian pesawat UAV tetap memperhatikan regulasi Aircraft Indonesia.