JOGJA, SMJogja.com – Revolusi digital berdampak di semua sektor kehidupan. Mereka yang tidak mendukung revolusi tersebut bakal ketinggalan dan terlindas. Kesadaran untuk menyesuaikan dengan revolusi digital sangat penting supaya tidak tertinggal.
Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr Agung Danarto menegaskan hal itu ketika membuka Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah 2022. Seminar berlangsung secara hybrid dari kampus utama Universitas Ahmad Dahlan dengan tema ”Media, Masyarakat Digital dan Dakwah Muhammadiyah”.
”Revolusi akan meninggalkan mereka yang tidak mendukung. Risiko bagi yang tidak mendukung, ketinggalan bahkan terlindas,” tandas Agung.
Kondisi tersebut menurutnya menyadarkan semua pihak termasuk Muhammadiyah. Organisasi dan anggotanya harus menyesuaikan diri dengan revolusi digital. Muhammadiyah perlu mengedukasi seluruh anggota dan masyarakat agar menganggap perkembangan teknologi sangat penting.
Perubahan Besar
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Dadang Kahmad MSi sebagai pembicara kunci mengatakan tantangan persyarikatan di abad kedua ini sangat besar. Hal ini jauh berbeda dengan tantangan persyarikatan di abad pertama.
”Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia bahkan dalam kehidupan beragama,” ujar Dadang.
Ia mencontohkan beberapa penelitian yang menyebutkan anak-anak sekarang tak lagi mengenal organisasi keagamaan. Mereka lebih mengenal ustaz-ustaz yang sering muncul di media sosial. Kondisi ini tentu memprihatinkan.
Bahkan penelitian di London lebih mengejutkan. Orang-orang yanh berusia 16-29 tahun kebanyakan tidak lagi beragama. Mereka tidak menganut satu agama pun yang ada di dunia. Di sinilah Muhammadiyah harus hadir.
”Muhammadiyah harus segera merespons. Ada tiga cara merespons yakni mengantisipasi, beradaptasi dan berinovasi. Perubahan berjalan sangat cepat, manusia harus berlari, kalau tidak ingin ketinggalan dan terlindas,” tegasnya.