Tak Setuju Jabatan Presiden 3 Periode, Viralkan!

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di kampus UII / Agung PW

JOGJA, SMJogja.com – Wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden terus bergulir. Masyarakat bisa menyampaikan sikap melalui cara-cara yang elegan sesuai dengan jalur. Mereka yang setuju maupun yang tidak setuju dapat berargumentasi secara sehat.

”Viralkan dengan tulisan yang keren kalau memang kalian tidak setuju dengan masa jabatan presiden tiga periode. Begitu pula mereka yang setuju, viralkan juga dengan argumentasi yang masuk akal,” tandas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di depan ratusan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII).

Kang Emil, sapaan akrabnya, mengungkapkan pendapatnya tersebut dalam Diskusi Sivitas Akademika UII bertema ”Peran Pemuda Intelektual Muslim Membangun Negeri Yang Berprestasi”. Diskusi menjelang berbuka puasa berlangsung di Masjid Ulil Albab yang berada di dalam kampus.

Menurutnya mahasiswa boleh berpikir kritis menyampaikan gagasan dan ada banyak saluran untuk menyampaikannya. Bahkan mereka bisa menuangkan segala pemikiran kritis dengan argumentasi yang sesuai dengan kapasitasnya.

Read More

”Namun kalau sudah ada kesepakatan, setuju atau tidak setuju, harus saling menghormati. Kalau masih ingin berbedat lagi, berdebatlah menggunakan instrumen hukum,” imbuh Kang Emil.

Beri Motivasi

Pada kesempatan itu, ia banyak memberi motivasi pada mahasiswa mulai dari berpikir kritis dan bersikap elegan. Ia menekankan berbeda pendapat merupakan hal yang biasa, bahkan berbeda pilihan pun begitu. Ia mengingatkan, beda pendapat dan pilihan bukan berarti menjadi pembenar saling bertengkar.

Ia mengatakan pemilu merupakan ajang lima tahunan yang terus berlangsung secara berkala. Ibaratnya pesta olah raga yang juga selalu berulang dalam jangka waktu tertentu. Para atlit boleh bersaing meraih kemenangan namun setelah itu kembali berteman dalam kehidupan.

”Kompetisi pemilu lalu sudah selesai bahkan pihak yang berseberangan sudah bergabung, kenapa masih ada saja cebong, kampret bahkan kadrun. Mahasiswa jangan ikut-ikutan membawa bensin tapi bawalah air,” pinta Kang Emil.

Perbedaan, jelasnya, merupakan rahmat yang tidak perlu dibesar-besarkan. Ketikaa perbedaan menjadi kebencian bakal muncul hasutan, kerusuhan dan itu menjadi jalan menuju bubarnya peradaban. Ia mengingatkan mahasiswa untuk menjadi bagian yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Related posts

Leave a Reply