Teknologi Digital Tidak Mematikan Seni Kaligrafi 

SLEMAN, SMJogja.com – Eksistensi seni kaligrafi tetap akan eksis di tengah era teknologi digital yang berkembang pesat. Alih-alih, kehadiran teknologi modern termasuk kecerdasan buatan bisa mempermudah para seniman kaligrafi dalam membuat karya.

“Teknologi adalah sebuah alat, tidak beda dengan kuas atau pulpen yang biasa digunakan untuk melukis. Perkembangan IT bukan menghalangi seniman, justru mempermudah kinerja,” ungkap pengasuh Pondok Qurani Kaligrafi Sukabumi, Didin Sirojuddin saat acara bincang seni budaya Islam di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia (UII), Senin (22/5).

Kemudahan itu contohnya ketika menghitung desain kaligrafi pada bagian tertentu yang sulit seperti kubah. Dahulu, penghitungan hanya dilakukan secara manual yang membutuhkan waktu lama untuk memperoleh hasil akurat.

Kendati diakui, perkembangan teknologi digital memberikan pengaruh terhadap pilihan penikmat kaligrafi. Kini, mereka bisa memilih antara karya yang dicetak yang dicetak dengan mesin atau dibuat langsung dengan tangan. Hal ini tidak beda dengan karya batik yang menyuguhkan alternatif karya produk lukis dan printing. 

Read More

“Mungkin sebagian orang tertarik membeli produk cetak karena lebih murah. Tapi ada pula juga yang menginginkan karya orisinal, tidak masalah meski harganya mahal,” ujar Didin.

Perupa internasional, Robert Nasrullah yang turut hadir menjadi narasumber sepakat dengan pernyataan itu. Menurutnya, jika tidak mengikuti perkembangan digital, seniman justru akan kesulitan. “Kaligrafer harus menyambut teknologi. Kaligrafi sifatnya sangat struktral, bisa dibentuk sesuai bentuk dan ruang,” katanya.

Acara bincang seni yang dirangkai dengan perlombaan kaligrafi dan video dakwah ini merupakan bagian agenda milad ke-80 UII. Lomba video dakwah digelar secara daring sedangkan lomna kaligrafi tingkat nasional dilaksanakan secara luring. Kegiatan ini menargetkan peserta dari kalangan generasi muda terutama pelajar SMA, dan mahasiswa. 

“Sejak pendaftaran dibuka pada 14 April-10 Mei 2023, kami mencatat sebanyak 140 peserta lomba video dakwah dan 82 peserta lomba kaligrafi yang dinyatakan memenuhi syarat. Peserta tidak hanya dari lingkup regional Jawa Tengah dan DIY bahkan luar Pulau Jawa,” kata panitia event, Rifqi Sasmita Hadi.

Kegiatan lomba ini diharapkan dapat menghidupkan kreativitas di bidang seni dan budaya di kalangan generasi muda. 

Related posts

Leave a Reply