The Power of Branding, Implikasinya Terhadap Kunjungan Wisata

Oleh : Drs. H. Widodo, MM

Kepala Divisi Keuangan, Badan Pelaksana Otorita Borobudur

BRANDING bukan hanya sekedar logo.  Branding adalah janji jaminan kwalitas mutu suatu produk.  Apalah jadinya jika sebuah produk tampilannya hanya polos tanpa ada warna-warni dan pernak-pernik yang membumbuinya.


Lalu bagaimana konsumen akan menentukan pilihannya jikalau semua produk polos? Di sinilah letak betapa pentingnya sebuah branding bagi sebuah produk, sehingga customer bisa membedakan sekaligus menentukan pilihan dan persepsi terhadap produk-produk yang diinginkannya.

Read More


Di sisi lain keutamaan dan kekuatan branding bagi pemilik produk adalah bisa mengetahui posisioning produk yang ciptakan/dimiliki dan mengetahui kompetitor produk lainnya.  
Membicarakan branding ibarat membaca sebuah buku yang tak akan pernah menemui halaman “tamat” justru yang kita temui adalah narasi kata “bersambung”, sebagaimana cerita legenda saur sepuh  satria madangkara.


Semakin dibicarakan semakin tumbuh ide-ide yang baru.  Dikatakan demikian karena branding merupakan entitas bertumbuh. 
Keberadaan branding bagaikan gadis remaja yang sedang tumbuh mekar dan pengin tampil cantik di tengah-tengah consumernya agar tidak mati gaya.  Brand yang kuat akan menciptakan ekuitas yang tinggi pula.  


Ada 3 (tiga) hal yang mendasari brand ekuity yaitu ; brand awarenees (kesadaran terhadap merk),  perceived quality (kualitas yang dirasakan), brand association (asosiasi merk). 


Tiga hal tersebut di atas akan menjadi penentu kesetiaan pelanggan terhadap suatu brand hingga pelanggan tersebut melakukan pembelian ulang (brand loyality). Fakta telah membuktikan bahwa pelanggan lebih menyukai merek yang dikenal daripada yang tidak dikenal. Kesadaran merek (brand awarenees) adalah langkah pertama untuk membuat produk dikenal secara luas.  Tapi pentingnya kesadaran merek bukan hanya berhenti di situ saja.  Brand awareness seperti halnya berlian, semakin banyak  anda memolesnya, semakin bersinar. 


Minat Berwisata

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang mencabut prasarat Swab Antigen dan Polymerase Chain Reaction (PCR)  negative bagi pengguna perjalanan yang sudah mendapat dosis komplit vaksin,  maka berbanding lurus dengan pergerakan wisatawan nusantara maupun mancanegara.  


Kondisi seperti ini ditengarai dengan banyaknya bus pariwisata yang lalu lalang melintasi jalanan di bumi Kota Gudeg ini yang datang dari berbagai penjuru kota di tanah air menuju destinasi wisata favorite di Yogyakarta.  


Hal ini menunjukan tren positif terhadap image pariwisata yang aman, ramah, menyenangkan, dan penuh kenangan kian melekat di hati. Dari minat wisatawan yang berkunjung ke distinasi-destinasi wisata ini, akan membangkitkan kembali ekosistem pariwisata yang sempat mengalami keterpurukan akibat pandemi covid-19, mulai dari para pelaku pariwisata di tataran grass roots hingga para pengusaha bidang perhotelan, transportasi, kuliner, dan lain-lain.

Ini tentu tidak lepas dari kepuasan para pengunjung destinasi wisata terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh para pengelola destinasi wisata, sehingga terbangunlah sebuah brand loyality.  Implikasi dari sebuah kepuasan konsumen atas kualitas jaminan mutu yang dijanjikan oleh pemilik produk, akan mempengaruhi konsumen tersebut untuk tak segan-segan memberikan rekomendasi kepada konsumen yang lain atas produk tersebut.  Demikian juga halnya dengan destinasi wisata. 


Kunjungan wisman dan wisnus ke sebuah destinasi wisata rata-rata dipengaruhi dari hasil rekomendasi konsumen sebelumnya.  Semakin banyak populasi yg berkunjung dan mendapatkan expektasi yang diharapkan maka akan semakin banyak rekomendasi yang disebarkan ke pasar wisata.  


Maka tak ayal jikalau ada sebuah perusahaan yang rela menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk membuat pelanggannya sadar akan merek mereka (brand awarenees).  Kesadaran merek ini adalah merupakan langkah strategis dalam memengaruhi proses pengambilan keputusan pelanggan, dan juga agar mau membawa kembali pelanggan yang sudah ada untuk membeli lebih banyak, hingga terbangun sebuah trust terhadap brand ekuity.


Bagai dua sisi keping uang yang berbeda, namun keduanya adalah merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, dan saling ketergantungan, itulah keberadaan brand awarenees dan pergerakan kunjungan wisata.  Satu sama lain saling melengkapi, dan saling menguntungkan serta saling menguatkan.  


Bersyukur kita masih dapat melakukan aktivitas kepariwisataan meskipun dalam kondisi yang serba minimalis dan serba sulit, di tambah lagi dengan adanya masalah-masalah sosial baru yang  muncul di tengah-tengah masyarakat akibat mahalnya harga-harga komoditas.  
 Semoga dengan melalui penguatan brand awarenees dan peningkatan kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata, sedikit demi sedikit pemulihkan ekonomi kemasyarakatan dapat dientaskan. 

“Man jadda wa jadda” barang siapa bersungguh-sungguh, pasti akan menui hasilnya. Kita pasti bisa.

Related posts

Leave a Reply