YOGYAKARTA, SMJogja.com – Transformasi digital telah membawa sejumlah peluang dan tantangan bagi Generasi Z, termasuk dalam konteks penggunaan kecerdasan buatan (AI). Beberapa peluang itu diantaranya akses informasi dan pendidikan yang lebih luas, pengembangan karir di bidang AI, dan kemudahan berbisnis.
Adapun tantangannya antara lain kesenjangan digital, keamanan dan privasi data, serta tantangan etika. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Nezar Patria saat menyampaikan kuliah umum di Auditorium KPH Poerwokoesoemo Universitas Janabadra (UJB) Yogyakarta, Jumat (15/9).
“Ketergantungan pada teknologi juga menjadi salah satu tantangan. Gen Z beresiko menghabiskan terlalu banyak waktu online bahkan mengalami dampak negatif dalam kesehatan fisik dan mental mereka,” kata Nezar di hadapan para mahasiswa.
Disebutkan, pembangunan manusia serta penguasaan iptek merupakan salah satu pilar visi Indonesia 2045. Data per tahun 2021, populasi orang muda di Indonesia mencapai 23,90 persen dari total populasi atau sebesar 64,92 juta jiwa. Generasi muda usia 15-30 tahun inilah yang akan menjadi tulang punggung Indonesia Emas 2045.
Kementerian Kominfo telah menyiapkan beberapa program pengembangan talenta digital. Langkah pendekatannya dilakukan melalui tingkatan level. Pada peningkatan kemampuan kecakapan digital dasar sasarannya adalah masyarakat umum. Literasi digital ini utamanya bertujuan untuk meningkatan perekonomian digital.
Selanjutnya terdapat intermediate digital skill yang menargetkan kalangan pekerja level teknis dan profesional. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing masyarakat pada sektor digital
di level teknis serta penyaluran kerja di industri. Di jenjang advanced digital skill, targetnya adalah praktisi tingkat pimpinan institusi pemerintahan maupun swasta.
“Dalam program pengembangan talenta digital ini, kami bekerjasama dengan 34 pemerintah provinsi dan 514 kabupaten/kota. Sepanjang tahun ini ditargetkan jumlah peserta lebih dari 100 ribu orang di semua jenis pelatihan,” jelas Nezar.
Berdasar perhitungan dibutuhkan 9 juta orang talenta untuk mendukung transformasi digital Indonesia.