JOGJA, SMJogja.com – Pemilihan umum semakin dekat. Banyak pihak khawatir bakal terjadi gangguan ekonomi. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal bergerak positif menjelang pemilu 2024. Pertumbuhan bergerak positif karena dorongan peningkatan konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan kembali seperti masa sebelum pandemi Covid-19 yakni sekitar lima persen.
Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta, Dr Y Sri Susilo menyampaikan pendapatnya itu dalam diskusi ekonomi bertajuk ”Prospek Ekonomi Menjelang Pemilu 2024 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Immanuel (FEBI UKRIM). Kegiatan bertajuk
Mengutip beberapa sumber, Susilo menjelaskan penyelenggaraan pemilu tahun 2024 akan bekontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar 0,6-1,3 persen dan akan memberikan suntikan uang (money injection) pada perekonomian sebesar Rp 118,9 sampai dengan Rp 270,3 triliun. Kontribusi dan suntikan dana tersebut akan lebih tinggi dari pemilu-pemilu sebelumnya karena adanya sistem pilkada serentak.
”Peningkatan belanja pemerintah maupun belanja lembaga non-profit sebelum pemilu menjadi pola musiman yang terjadi menjelang pemilu,” ungkap Susilo yang juga dosen FBE UAJY.
Produk Melonjak
Menurutnya pendapatan UMKM justru mengalami peningkatan, terutama satu tahun menjelang pemilu. Kondisi tersebut didukung oleh meningkatnya produksi kaos, spanduk, dan perlengkapan kampanye yang dipesan oleh peserta pemilu. Di samping itu, produk pangan UMKM juga melonjak karena meningkatnya pesanan selama kampanye.
Investor diprediksi cenderung akan wait and see untuk berinvestasi pada tahun pemilu 2024. Ia menilai setidaknya terdapat dua hal berbeda akan dirasakan investor dengan komitmen baru dan yang sudah berjalan. Dampaknya terhadap investasi baru akan melambat menjelang pemilu 2024, terutama di tahun 2023. Investor yang komitmennya sudah ada atau berjalan kemungkinan masih akan berlanjut meski ada pemilu.
”Ada bebarapa jenis usaha atau bisnis yang prospektif menjelang pelaksanaan pemilu. Jenis usaha termaksud yakni konsultan politik, percetakan dan desain, sablon dan konveksi, jasa EO, perlengkapan kampanye, catering, digital marketing, branding dan buzzer,” papar Susilo yang juga aktif di Kadin DIY.