UMKM Bertahan Hadapi Ancaman Resesi

YOGYAKARTA, SMJogja.com – Kalangan pengusaha memprediksi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak pada kenaikan harga bahan baku. Dalam jangka panjang, kondisi itu bisa berpengaruh terhadap kelangsungan usaha lantaran laba yang menyusut.

“Kami harus mendukung kekuatan UMKM di daerah. Salah satu upayanya dengan memberikan pelatihan dan tips agar mereka bisa bertahan menghadapi situasi yang berat,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Yogyakarta Sofian Tohir saat seminar bertajuk Kesiapan UMKM Menghadapi Kenaikan BBM di Keparakan, Yogyakarta, Rabu (19/10). 

Pada acara ini, lebih dari 900 pelaku UMKM mendapatkan arahan dan tips usaha untuk bertahan di tengah kenaikan harga BBM, dan prediksi resesi ekonomi di tahun 2023. Kegiatan semacam ini baru pertama kali diselenggarakan oleh Apindo Yogyakarta. Pada kesempatan ini bekerjasama dengan Polda DIY. 

“Nanti dipetakan kekurangannya termasuk kendala pemasaran atau bahan baku serta SDM. Kami akan memberikan dorongan agar UMKM percaya diri,” tuturnya.

Read More

Selama ini, Apindo memberikan akselerasi dan aksesibilitas fasilitas dari pemerintah. Selain itu juga melakukan MoU dengan Pemkot Yogyakarta agar melibatkan UMKM di setiap kegiatan instansi.

Coach Wulan selaku Wakil Ketua Bidang UMKM Apindo Yogyakarta mengatakan kenaikan harga BBM memberikan banyak dampak sehingga tahun 2022 menjadi tahun yang sulit. “Situasi sulit harus tetap kita hadapi apalagi rentetan dari Covid-19. Ke depan akan muncul krisis pangan, keuangan, dan energi sehingga kita akan fokus ke solusi bukan permasalahannya,” tutur Wulan.

Dia pun memaparkan sejumlah strategi berdasarkan pengalaman bertahan di tengah pandemi Covid-19. Semisal, pengusaha melakukan efisiensi dengan melihat kembali kondisi keuangan.

“UMKM itu dilihat kembali, kalau memiliki hutang dan investasi instrumen keuangan seperti apa, lalu inovasi di bisnisnya masing-masing sesuai karakter. Di masa pandemi, orang tidak mungkin makan di tempat sehingga dibuat frozen food,” imbuhnya.

Kasubdit II Ditintlekam Polda DIY AKBP Dwi Prasetyo mengatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi seperti yang tidak seperti yang diharapkan. Menurutnya, inflasi saat ini berdasarkan dari BPS sekitar 5 persen lebih. 

Ada beberapa sektor yang menjadi daya ungkit inflasi seperti kenaikan BBM memberikan pengaruh terhadap suatu usaha dan produksi. Harapannya dengan seminar ini dapat dilakukan pemberdayaan produksi yang bisa diterima masyarakat 

“Kita perlu mengubah mindset para pelaku usaha UMKM untuk membuat inovasi agar produk bisa diterima pasar,” kata Dwi.

Secara periodik, pihaknya akan berkomunikasi dengan stakeholder seperti dari Kadin, Hipmi, Apindo, Dinas Koperasi dan UMKM untuk berkoordinasi mengingat masing-masing memiliki peran di sektor UMKM. Disamping itu juga ditopang sektor perbankan dan regulasi pemerintah.

Related posts

Leave a Reply