SLEMAN, SMJogja.com – Hewan ternak di Kabupaten Sleman mulai mendapatkan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Peluncuran vaksinasi perdana dilaksanakan di kandang ternak warga Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sabtu (25/6).
Pada tahap pertama ini disiapkan 3.100 dosis vaksin merk Altopor produksi negara Perancis. Mirip dengan vaksinasi Covid-19, pemberian suntikan PMK juga dilakukan sebanyak tiga kali. Selang dua minggu setelah vaksinasi pertama, ternak akan memperoleh suntikan dosis kedua dan enam bulan kemudian disusul booster.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono menjelaskan, vaksinasi diprioritaskan bagi sapi perah mengingat masa pemeliharaan dari usia anakan hingga afkir terhitung lebih panjang, dan serangan virus PMK berefek pada produksi susu. “Sapi perah yang terkena PMK, produksi susunya langsung drop padahal hasil dari susu itu yang menjadi pendapatan harian para peternak,” katanya disela acara, Sabtu (25/6).
Alokasi 3.100 dosis diakuinya masih jauh dari kebutuhan. Sebelumnya, Pemkab Sleman telah mengajukan kebutuhan vaksin sebanyak 90.000 dosis. Nantinya, secara bertahap dipenuhi oleh pemerintah pusat sehingga masih ada vaksinasi lanjutan.
Adapun teknis vaksinasi, petugas yang mendatangi kandang. Vaksin tersebut hanya diberikan untuk sapi yang kondisinya sehat. Sementara sapi yang pernah terpapar PMK tidak disuntik lantaran dianggap sudah mempunyai kekebalan. “Vaksin 3.100 dosis ini akan kita selesaikan sampai dengan tanggal 5 Juli 2022. Khusus hari ini menyasar 100 ekor,” tambahnya.
Data terakhir yang dihimpun dinas per Jumat (24/6), total kasus PMK di Sleman sejumlah 2.978 dengan rincian 98 ekor dinyatakan sembuh, 48 ternak mati, 8 ekor dipotong paksa, dan 2.824 ekor masih dalam perawatan. Sejak pertama kali ditemukan di Sleman pada awal Mei 2022, kasus PMK saat ini sudah menyebar di dua kapanewon. Hanya tersisa dua kapanewon yaitu Depok dan Minggir yang belum ditemukan penularan kasus.
Pada kesempatan itu, Dirjen Pakan Kementerian Pertanian RI Nursaptohidayat mengingatkan agar alokasi vaksin digunakan sesuai peruntukannya. “DIY sementara ini baru memperoleh 4.800 dosis, dan 3.100 diantaranya dialokasikan bagi Sleman. Itu untuk vaksin pertama, jadi jangan dicadangkan untuk vaksin kedua ataupun ketiga,” tandasnya.
Pemerintah pusat sendiri telah mencadangkan 2,2 juta dosis vaksin PMK yang tinggal menunggu proses pencairan anggaran. Dikatakan Nursapto, PMK bukan penyakit mematikan. Namun begitu, virus ini cepat menular bahkan telah menyebar di 19 provinsi. Karena itu, penanganannya melibatkan semua jajaran. Terlebih, Indonesia belum mampu meraih swasembada sapi sehingga perlu langkah cepat vaksinasi dan pengobatan.