Warung Ikhlas, Berbagi Makan Gratis untuk Sesama

Peresmian Warung Ikhlas 5 di Gedongkuning, Yogyakarta, Jumat (17/12)/ SMJogja.com-Amelia Hapsari

YOGYAKARTA, SMJogja.com – Proses mengaji tidak sekedar belajar ilmu agama. Hal yang jauh lebih penting adalah mengimplementasikan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pesan ini pula yang ingin disampaikan majelis Pesantren Jalanan Ridho Allah (PJRA) melalui kehadiran Warung Ikhlas.

Dengan landasan niat tulus berbagi kepada sesama, Warung Ikhlas yang tumbuh sejak Juli 2020 kini sudah tersebar di hampir sepuluh lokasi. Diantaranya di kawasan Jalan Gedong Kuning Kotagede, Yogyakarta, Jembatan Merah Sleman, Palagan, Tamanan Bantul, dan Ngampilan. Semuanya merupakan pinjaman dari jamaah pesantren.

“Kami bergotong royong disini. Mulanya dari internal dulu, dan biasanya setelah warung berdiri,  masyarakat ikut tergerak membantu entah membawakan makanan jadi, bahan mentah, atau sumbangsih pikiran,” ucap Penanggungjawab PJRA, Erika Bagus Irawan.

Sama seperti namanya, Warung Ikhlas adalah sebuah konsep warung yang memberikan makanan dan minuman secara gratis bagi pengunjung. Siapapun boleh datang untuk makan di tempat ataupun dibungkus. Tiap warung rata-rata menyediakan 50-60 porsi. Namun jadwal harinya menyesuaikan kemampuan masing-masing cabang.

Read More

Contohnya untuk Warung Ikhlas 5 di Gedongkuning, buka setiap Kamis, Jumat, dan Sabtu mulai pukul 10.00 sampai dengan habis. Pada hari Senin dan Kamis juga ada kegiatan membagikan makanan buka puasa di pondok pesantren. Erika mengungkapkan, awalnya sempat ada rasa khawatir tentang keberlangsungan Warung Ikhlas di masa mendatang. Namun berbekal praktik ilmu tawakal, kekhawatiran itu sirna.

Hanya dalam kurun satu setengah tahun, majelis bahkan bisa mewujudkan lima warung. Dalam waktu dekat akan diresmikan warung keenam yang rencananya berlokasi di Tegal Senggotan, Tirtonirmolo, Bantul. “Semoga kehadiran Warung Ikhlas bisa memberi manfaat bagi banyak orang. Kami tidak pernah menargetkan harus terwujud sekian warung, dijalani saja,” tuturnya.

Pendanaan Warung Ikhlas awalnya hanya berasal dari anggota. Setelah berkembang, tidak sedikit masyarakat yang turut membantu baik perorangan ataupun lewat masjid dan instansi. “Sejatinya, siapapun bisa mendirikan Warung Ikhlas asalkan benar-benar memiliki keinginan hati untuk berbagi,” ujarnya.

Tidak hanya menikmati santapan jasmani berupa makan minum, di warung ini pengunjung juga bisa memperoleh santapan rohani tentang ilmu kehidupan. Mereka dapat menyampaikan keluh-kesah seputar permasalahan hidup kepada tim dakwah yang stand by di warung.

Para relawan tidak mengharapkan imbalan dalam menunaikan misi kemanusiaan ini. Niat tulus itu dilakoni demi menjalankan perintah Allah yang tertulis di dalam Alquran khususnya Surat Al-Maun. Disebutkan dalam surat itu bahwa pendusta agama adalah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. 

“Harapannya melalui kegiatan warung makan gratis untuk semua orang ini, maka selangkah bisa mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin,” ucap Erika.

Ketua Warung Ikhlas 5, Jazim mengatakan, keputusannya rela menjadikan rumahnya sebagai tempat warung gratis semata mengharapkan ridho Allah. Persiapannya sendiri relatif tidak sulit. Cukup dengan menyediakan beberapa meja di lorong pintu masuk untuk menempatkan makanan. Tanpa perlu tetek-bengek konsep warung ala restoran. Selebihnya, dia mendapat dukungan dari warga sekitar.

“Semoga ini bisa menjadi ladang amal sedekah bagi kita semua,” tutupnya.

Related posts

Leave a Reply