JOGJA, SMJogja.com – Beberapa waktu terakhir ini wayang kulit menjadi perbincangan menyusul adanya pernyataan kontroversial. Pernyataan dari seorang tokoh agama tersebut menyatakan pemusnahan wayang kulit.
Anggota DPR RI Gandung Pardiman menolak dengan tegas pemusnahan wayang kulit. Wayang kulit merupakan seni budaya asli Indonesia yang menjadi tontonan dan tuntunan kepada masyarakat yang menyaksikan maupun mendengarnya.
”Wayang kulit itu tontonan sekaligus tuntunan yang mengajarkan berbagai hal dalam kehidupan. Upaya pemusnahan wayang kulit merupakan langkah tak beradab,” tandas anggota Fraksi Golkar itu.
Ia mengatakan wayang kulit memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Wayang kulit sudah ada sebelum Islam masuk ke Indonesia. Masyarakat sangat menghargai kesenian tradisional tersebut.
Para Wali sebagai penyebar agam Islam memanfaatkan wayang kulit sebagai sarana untuk dakwah dan ternyata berhasil. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia sampai sekarang.
Paling Sukses
Gandung menambahkan wayang kulit merupakan media dakwah yang paling sukses di Indonesia. Wayang menggunakan pendekatan psikologi, sejarah, pedagogi, hingga politik. Wayang kulit merupakan produk budaya para leluhur yang isinya penuh nilai-nilai kebajikan.
”Ingat, bahkan dalam wayang kulit juga ada kalimat syahadat pada kalimasada,” ujar Gandung yang sangat menggemari wayang kulit dan sering menggelar pertunjukkan di berbagai daerah.
Ia juga menggelar wayang kulit di Ponjong, Gunungkidul, beberapa saat sebelum pandemi Covid-19. Di tengah pandemi, partainya juga menggelar wayang kulit secara climen bersama dalang almarhum Ki Seno Nugroho. Belum lama, ia sebenarnya akan menggelar wayang kulit di Imogiri, namun batal karena DIY masuk PPKM level 3.
”Mari lestarikan seni budaya asli Indonesia agar tidak punah dengan memberikan dukungan adanya regenerasi dalang wayang kulit. Dukung pendidikan pedalangan dan pelatihan dalang agar muncul dalang – dalang cilik untuk melestarikan wayang kulit,” tegas Gandung.